Rabu, 04 November 2015

Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Semester V Jurusan PAK Di STAKPN Tarutung Tahun 2014



ABSTRAK
Surianti, Rani. 2014. “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Semester V Jurusan PAK Di STAKPN Tarutung Tahun 2014.
Kata Kunci : Lingkungan Belajar, Minat Belajar Mahasiswa semester V Jurusan PAK.       Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Minat belajar Mahasiswa semester V Jurusan PAK di STAKPN Tarutung Tahun 2014. Hipotesa terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan antara Lingkungan Belajar terhadap Minat belajar Mahasiswa semester V Jurusan PAK Di STAKPN Tarutung Tahun 2014. Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Semester V Jurusan PAK Di STAKPN Tarutung Tahun 2014 yang berjumlah 159 orang dan sampel penelitian sejumlah 40 orang sehingga penelitian ini adalah penelitian Sampel.
            Instument penelitian ini berupa angket. Angket diujicobakan kepada Mahasiswa Semester V Jurusan PAK di STAKPN Tarutung sejumlah 30 orang diluar sampel, semua angket dalam penelitian ini adalah valid >  dimana variabel X berada diantara 0,371 sampai dengan 0,783 > 0,361, dan pada variabel Y berada diantara 0,375 sampai dengan 0,789 > 0,361 dengan demikian angket dikatakan Valid. Nilai reliabilitas Angket pada variabel X dan Y yaitu 0,897 dan 0,862 nilai berada pada indeks korelasi Sangat Kuat dengan demikian angket reliabel, dan dapat digunakan sebagai instrument penelitian.
Data penelitian dianalisa dengan langkah sebagai berikut, menguji persyaratan analisa yang terdiri dari : (1) Uji Hubungan  sebesar 0,399 > 0,312 menunjukkan terdapat hubungan korelasi yang positif antara variabel X dan Y. (2) Uji signifikan Hubungan antara variabel X dan Y terdapat  >  yaitu 2,680 > 2,021. Hal ini menunjukkan berarti terdapat hubungan yang signifikan Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Semester V Jurusan PAK di STAKPN Tahun 2014. (3) Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Semester V Jurusan PAK di STAKPN Tarutung Tahun 2014, dengan menggunakan rumus determinasi terdapat  , (4 ) Persamaan Regresi diperoleh harga Ῡ : a +bx adalah Ῡ = 26,04 + 0,46x. Persamaan ini berarti ada hubungan fungsional antara variabel X dan Y, yang berarti Minat Belajar Mahasiswa Semester V Jurusan PAK di STAKPN Tarutung Tahun 2014 sebesar 26,04 + 0,46x. ( 5 ) Uji signifikansi Pengaruh didapat   >   ( 5,65 > 4,13) artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Semester V Jurusan PAK di STAKPN Tarutung Tahun 2014, denga demikian dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima.


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang utama dan terutama dalam kehidupan setiap insan yang bertujuan untuk mensejahterakan dirinya. Pendidikan juga berperan dalam usaha pengentasan kemiskinan dan penjajahan dari keterpurukan moral dan mental dari sebuah negara. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu pendidikan tidak lepas dari kehidupan manusia. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, ” Sistem  pengajaran diperluas menjadi sistem pendidikan Nasional “.
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti  luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab bermasyarakat dan bernegara (UU RI No. 20 Tahun 2003 :75). Tampak jelas bahwa cita-cita pendidikan di Indonesia haruslah tertuju kepada peningkatan kualitas manusia dalam keutuhannya, kualitas mencakup segi intelektual, spiritual, moral, ketrampilan, sosial kultural dan politik.
1
Salah satu jenjang pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan adalah Perguruan Tinggi Kristen yang mempunyai peran penting di dalam menghasilkan para sarjana yang memiliki kemampuan intelektual dan juga mental spiritual. Salah satu Perguruan Tinggi Kristen di Indonesia ialah Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung. Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri ( STAKPN ) Tarutung adalah Perguruan Tinggi yang dapat menghasilkan calon tenaga guru Agama Kristen, yang berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan  kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya dibidang pendidikan, serta pemenuhan kebutuhan Gereja / umat Kristen protestan dalam bidang keagamaan. STAKPN Tarutung berfungsi untuk menyelenggarakan Pendidikan Akademis dan Profesional melaksanakan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam pembinaan dan pengembangan ilmu, khususnya ilmu dibidang Pendidikan Agama Kristen (PAK).
Hal ini tertuang dalam Visi dan Misi STAKPN Tarutung (Buku Pedoman STAKPN Tarutung Tahun 2013:4-5),
adapun Visi STAKPN Tarutung adalah “Terwujudnya Sekolah Tinggi Agama Kristen sebagai lembaga Pendidikan Kristen  yang handal dalam mempersiapkan Cendikiawan Kristen yang Profesional,  Beriman, Bermoral, dan memiliki Spiritualitas yang tangguh dalam menjawab tantangan  zaman melalui penyelenggaran TRIDHARMA perguruan tinggi”.
Misi STAKPN Tarutung adalah :
a.       Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam rangka meningkatkan  kualitas Sumber Daya Manusia melalui pelaksanaan pendidikan tinggi yang bersifat  keagamaan.
b.      Melakukan penelitian  untuk mengembangkan ilmu pengetahuan  dibidang Teologi, Pendidikan Agama Kristen, Pastoral Konseling dan Musik Gerejawi.
c.       Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pengimplementasian perkembangan ilmu pengetahuan yang diperoleh untuk meningkatkan  kualitas hidup masyarakat.
d.      Meningkatkan mutu managemen pendidikan tinggi keagamaan Kristen yang berbasis masyarakat.
Dalam Buku Pedoman STAKPN Tarutung (2013:9) dijelaskan bahwa: “Berdasarkan Peraturan Pemerintah Agama Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2003, tanggal 18 Juli 2013, STAKPN Tarutung mengelola 5 (lima) Program Studi yakni :
1.      Program Studi Pendidikan Agama Kristen (PAK) Jenjang S1
2.      Program Studi Teologi Jenjang S1
3.      Program Studi Pastoral Konseling Jenjang S1
4.      Program Studi Musik Gerejawi Jenjang S1
5.      Program Pasca Sarjana

Dari kelima jurusan yang menjadi program studi di STAKPN Tarutung, penulis hanya meneliti Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK) Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK) sebagai salah satu elemen yang tidak terpisahkan dari bingkai kesatuan Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung. Jurusan PAK juga terpanggil untuk mewujudkan VISI STAKPN Tarutung yang universal, sesuai dengan ciri, dan karakternya dibidang PAK. Hal ini juga menjadikan STAKPN Tarutung sebagai Perguruan Tinggi yang religius dan bermutu, yang berkembang semangat dan wawasan yang berorientasi kemasa depan, mampu berperan untuk kepentingan bangsa, masyarakat dan Negara.
Adapun Visi Jurusan PAK yang terdapat dalam Buku Pedoman STAKPN Tarutung (2013:10) adalah:
Terwujudnya program studi yang unggul untuk meluluskan tamatan yang berkompeten dalam bidang pendidikan Agama Kristen serta memiliki kemampuan yang handal dan profesional dalam upaya menanamkan nilai-nilai pendidikan Kristiani serta memiliki spiritualitas Kristen yang tangguh.
 Serta yang menjadi Misi Program Studi/ Jurusan PAK adalah :
a.       Menyelenggarakan  pendidikan dan pengajaran sebagai pengembangan ilmu pada bidang PAK.
b.      Melakukan kegiatan penelitian  untuk mengetahui persoalan yang muncul dalam bidang PAK baik di Sekolah, Gereja maupun Masyarakat.
c.       Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat  sebagai bagian  dari upaya untuk mengimplementasikan ilmu PAK ditengah Sekolah, Gereja maupun Masyarakat.

Berdasarkan  Visi dan Misi Jurusan PAK yang telah dijelaskan di atas, jelas bahwa Visi dan Misi tersebut memiliki tujuan dan sasaran. Tujuan dan sasarannya  adalah tercapainya lulusan yang berkompeten beriman, bermoral, berdedikasi tinggi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik di sekolah, gereja maupun masyarakat, serta memiliki spritualitas yang tangguh dalam menghadapi tuntutan zaman.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran dari Visi dan Misi tersebut maka mahasiswa/i Jurusan PAK harus memiliki spiritual yang tangguh, belajar dengan serius dan giat artinya memiliki minat belajar yang tinggi, dan mengandalkan Tuhan senantiasa dalam segala hal, memiliki kesadaran yang penuh dalam menyelesaikan perkuliahan serta mampu mewujudkan Visi dan Misi STAKPN. Dengan demikian mahasiswa yang terlibat pada Lembaga Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung harus mampu menujukkan dimensi intelektualnya dan spiritualnya dalam kehidupan sehari-hari dan juga sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan harapan masyarakat, bangsa serta Negara.
Awalnya mahasiswa tersebut masih melakukan sebagian besar tanggung jawabnya, masih mengikuti perkuliahannya dengan baik. Tetapi ditengah perjalanan proses perkuliahannya mahasiswa/i mengalami penurunan hasil belajar yang dapat disebabkan salah satu faktor belajar yakni minat. Kurangnya minat belajar mahasiswa/i bahkan hilangnya minat belajar dapat menyebabkan kemerosotan dalam diri mahasiswa/i baik secara intelektual maupun spiritual. Hilangnya minat belajar dapat memperburuk pencapaian hasil akhir bagi mahasiswa tersebut. Salah satu faktor yang menyebabkan hilangnya minat adalah lingkungan belajar dimana mahasiswa tersebut berdomisili atau bertempat tinggal. Lingkungan belajar dimana mahasiswa/i berdomisili sangat mempengaruhi proses belajar mengajar khususnya dalam peningkatan minat belajar mereka.
Hamalik (2011: 194):
“Belajar pada hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu  dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik yang positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar”.

Berdasarkan pendapat di atas jelas penulis pahami bahwa lingkungan tersebut menyediakan rangsangan terhadap individu dan individu memberikan respon terhadap lingkungan. Sehingga dengan demikian jika lingkungan tempat tinggal peserta didik tersebut tidak bersih, tidak  tenang, suasana tidak menyenangkan dan tidak segar  maka minat belajar dari mahasiswa tersebut akan berkurang. Karena ketika mahasiswa tersebut belajar pada tempat yang ribut, tidak bersih dan tidak segar serta  tidak nyaman maka konsentrasi dalam belajar pun akan berkurang. Jika minat belajar mahasiswa tersebut berkurang secara terus-menerus bahkan sampai hilang,  mengakibatkan mahasiswa tersebut akan mencari kesenangan tersendiri seperti sibuk mencari hal-hal baru yang dapat menambah kecantikan, browsing tentang baju-baju on-line, memilih berkumpul-kumpul bersama teman membahas hal-hal yang tidak penting,  berpacaran dengan intensitas pertemuan yang berlebihan. Internetan bukan untuk tugas atau menambah ilmu tetapi hanya sibuk aktif dalam berbagai jejaring sosial seperti facebook dan lain-lain. Itulah beberapa uraian akibat mahasiswa tidak lagi memiliki minat belajar. Mereka lebih memilih untuk mencari kesenangan sesaat tanpa memikirkan bagaimana cara untuk menambah wawasan inteletual dan spiritual mereka seperti diskusi kelompok atau punya kelompok belajar sendiri.
Hal ini juga terlihat sedikitnya mahasiswa yang berada di Perpustakaan untuk membaca buku atau belajar untuk menambah wawasan mereka secara khusus pada jurusan mereka sendiri. Mereka lebih memilih pulang ketempat kost mereka masing-masing secepat mungkin setelah mata kuliah yang mereka ikuti telah selesai, tanpa ada niat untuk berkunjung ke perpustakaan untuk belajar.  Padahal mereka mempunyai banyak kesempatan dan waktu untuk belajar dan membaca banyak buku di perpustakaan milik STAKPN setelah mereka selesai mengikuti mata kuliah yang dijadwalkan oleh kampus. Sebagian besar Mahasiswa Jurusan PAK hanya mau belajar dan mau banyak membaca karena banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen. Jadi mahasiswa memiliki minat belajar hanya karena ada tugas yang diberikan oleh dosen, bukan lagi minat dari dirinya sendiri.  
Akibat dari mahasiswa yang kurang memiliki minat belajar,  banyak tugas mahasiswa/i yang kurang berbobot, mereka malas untuk membaca buku-buku sebagai bahan referensi dari tugas mereka, mereka lebih memilih cara cepat dengan menyalin bahan yang telah ada dari internet. Hal ini tampak dari hasil akhir yang mereka dapatkan. Hal yang lebih menyedihkan lagi sebahagian mahasiswa masuk di STAKPN Tarutung bukannlah kehendak hatinya atau yang dicita-citakannya melainkan karena tidak lulusnya di Universtas lainnya.
Akhirnya  penulis melihat bahwa faktor-faktor mahasiswa  Jurusan PAK memiliki minat belajar yang kurang dikarenakan oleh faktor dari dalam diri mahasiswa dan juga faktor luar yang menjadi lingkungan belajar mahasiswa. Seperti faktor keluarga khususnya orang tua yang memaksa anak untuk kuliah dengan mengambil Jurusan PAK di STAKPN Tarutung. Hal lainnya adalah lingkungan kampus serta lingkungan masyarakat dimana mahsasiswa tersebut berdomisili sangatlah mempengaruhi minat belajar mahasiswa dan pencapaian hasil belajarnya nanti. Seperti yang diutarakan oleh Slameto (2010:72) bahwa “Perlu mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak sehingga dapat belajar sebaik-baiknya”. Lebih lanjut Khairani (2013:139) juga mengaskan bahwa: “Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat”. Hal ini semakin menunjukkan bahwa pencapaian hasil belajar mahasiswa terlihat dari timbulnya minat belajar, keinginan belajar, serta pengaruh posistif bagi diri mahasiswa yang semuanya itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian supaya diketahui kenyataan yang sebenarnya melalui penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dengan judul : “Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Semester V Jurusan PAK Di STAKPN Tarutung Tahun 2014”.

B.     Identifikasi Masalah
       Menurut Usman dan Akbar (2009:23) bahwa “Identifikasi masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya.” Maka berdasarkan uraian latarbelakang masalah di atas masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a.       Lingkungan belajar yang seperti apakah yang dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa semester v  jurusan PAK?
b.      Bagaimana keadaan lingkungan belajar mahasiswa semester v jurusan PAK tersebut?
c.       Bagaimana minat belajar mahasiswa semester v jurusan PAK di STAKPN Tarutung?
d.      Sejauh mana pengaruh lingkungan belajar terhadap minat belajar mahasiswa semester v  jurusan PAK di STAKPN Tarutung?
C.    Pembatasan Masalah
Seperti yang telah dikemukakan pada uraian indentifikasi bahwa banyak faktor yang mempengaruhi minat belajar. Oleh karena itu penulis membatasi masalah yang akan diteliti hanya mencakup faktor eksternal saja yaitu, lingkungan belajar mahasiswa yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan alam sekitar
Maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.      Lingkungan belajar sebagai variabel bebas (X)
2.      Minat belajar mahasiswa Jurusan PAK sebagai variabel terikat (Y)


D.    Perumusan Masalah
Untuk mengetahui jawaban suatu masalah, maka perlu dirumuskan terlebih dahulu, sehingga dapat dijawab melalui penelitian. Sehubungan dengan judul skripsi ini  yaitu : banyak faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, akan tetapi penulis mengemukakan masalah-masalah yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu: “Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar terhadap minat belajar mahasiswa semester v jurusan PAK di STAKPN Tarutung Tahun 2014?”
E.     Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan ilmiah yang terencana selalu diarahkan kepada suatu tujuan yang hendak dicapai, maka dengan demikian tujuan dari penulisan ini adalah “Untuk mengetahui adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan minat belajar mahasiswa semester v jurusan PAK di STAKPN Tarutung Tahun 2014”.
F.     Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi mamfaat, antara lain:
1.      Sebagai  salah satu syarat agar penulis dapat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen  (S.Pd.K) dari  Lembaga STAKPN Tarutung.
2.      Sebagai bahan masukan kepada para mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung untuk dapat mengetahui bagaimana cara menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dalam  meningkatkan minat belajar  agar memiliki wawasan yang luas dan mampu menjadi teladan  ditengah-tengah masyarakat.
3.      Memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia akademis khususnya dalam peningkatan pemahaman mahasiswa jurusan PAK tentang pengaruh dari lingkungan belajar terhadap peningkatan minat belajar mahasiswa Jurusan PAK.
4.      Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan  serta pemahaman tentang pengaruh lingkungan belajar terhadap minat belajar khususnya untuk mahasiswa Jurusan PAK.
5.      Untuk memberikan pengalaman dan kemampuan kepada penulis dalam membuat karya ilmiah.














11

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Landasan Teoritis
1.      Pengaruh Lingkungan Belajar
1.1.Pengertian Pengaruh
Pengaruh merupakan hal yang sangat menentukan perubahan yang mempengaruhinya, sebagai daya yang kuat yang memberikan langsung maupun tidak langsung. Berikut ini peneliti akan sajikan beberapa defenisi tentang pengaruh menurut kamus antara lain: Poerwadarminta  (1996:664)  Pengaruh merupakan sesuatu hal yang sangat menentukan perubahan yang mempengaruhinya”. Selanjutnya Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan “pengaruh adalah suatu daya yang ada dalam sesuatu yang sesuatu yang sifatnya dapat memberikan perubahan kepada yang lain”. Lebih lanjut Badudu Zain (1996:1031) mengemukakan bahwa: “Pengaruh adalah  yang dapat memberikan perubahan kepada orang lain”.
Dari pendapat di atas penulis dapat memahami bahwa pengaruh adalah suatu daya atau kegiatan yang sifatnya memberikan perubahan kepada orang lain. Penulis melihat bahwa pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh yang dapat dilihat dalam dua hal, yakni pengaruh positif dan pengaruh negatif. Namun pengaruh yang diharapkan adalah pengaruh positif  yang menuju ke arah yang lebih baik. Demikian halnya dengan proses belajar,  pengaruh mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha mencapai minat belajar yang optimal.
1.2. Pengertian Lingkungan Belajar
Menurut Dalyono (2005:120):
Setiap individu lahir ke dunia ini, dengan suatu  hereditas tertentu. Ini berarti, bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan/pemindahan dari cairan-cairan “germinal” dari pihak orang tuanya. Disamping itu, individu tumbuh  dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya, baik lingkungan fisis, psikologis, maupun lingkungan sosial.


Sejalan dengan hal itu Sabri (1993:34) juga menjelaskan bahwa: “Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di dalam atau diluar individu yang bersifat mempengaruhi sifat, tingkah laku atau perkembangan”. Selanjutnya Purwanto (1930:28) mengemukakan lingkungan  “ meliputi semua kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku,  pertumbuhan, perkembangan atau life processes”.
Kemudian Iskandar (2009:205) mengemukakan bahwa:
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting  dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam proses pembelajaran peserta didik. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan yang dapat dimamfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari, (1) lingkungan sosial dan (2) lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partisipasi dalam memelihara dan melestarikan alam.


Selanjutnya Hamalik (2011:196) menejelaskan bahwa:
Lingkungan belajar/pembelajaran/pendidikan terdiri dari berikut ini:
1.      Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kelompok kecil.
2.      Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh  terhadap individu pribadi lainnya.
3.      Lingkungan Alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.
4.      Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma dan adat kebiasaan.

 Sejalan dengan hal di atas Tirtarahardja dan Sulo (2005:166-167) kembali menegaskan bahwa: “Lingkungan belajar disebut juga dengan lingkungan pendidikan, yang mana manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat”.
Dari beberapa kutipan yang telah diuraikan di atas, penulis dapat memahami bahwa lingkungan belajar adalah semua keadaan yang berada di luar diri mahasiswa diantaranya ialah lingkungan sosial dan lingkungan personal yang terdiri dari  Keluarga yang merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam kehidupan sianak, artinya lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan yang utama untuk anak boleh belajar pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup, dan keluarga juga yang melatih dan memberi petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan sampai anak menjadi dewasa dan berdiri sendiri, serta mengajarkan tentang pengenalan akan Allah setelah itu sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan. Dan perguruan tinggi STAKPN adalah salah satu lembaga pendidikan yang dimaksud penulis. Artinya sekolah yang dimaksud adalah lingkungan kampus STAKPN Tarutung. Kemudian masyarakat adalah orang-orang yang berada disekitar tempat tinggal atau tempat kost mahasiswa tersebut. keadaan alam sekitar tempat lokasi mahasiswa bertempat tinggal. Serta lingkungan kultural yang mencakup hasil kebuadayaan dan teknologi  yang dapat dijadikan sumber belajar yang berada disekitar mahasiswa bertempat tinggal atau kost Semuanya itu adalah lingkungan yang dihadapi oleh setiap peserta didik atau mahasiswa tersebut.

1.3.    Fungsi Lingkungan Belajar
Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat kembangkan melalui pengalaman. Tirtarahardja dan Sulo (2005:163) menjelaskan bahwa: “Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan”.
Selanjutnya Tirtarahardja dan Sulo (2005:164) menegaskan kembali bahwa lingkungan belajar memiliki fungsi yakni,
Membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitar (fisik, sosial dan budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal. Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efesien dan efektif.

Seperti diketahui, proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensi bahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpang dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar dapat diperoleh peluang pencapaian tujuan secara optimal, dan dalam waktu serta dengan daya/dana yang seminimal mungkin.
Dengan demikian diharapkan mutu sumber daya manusia makin lama semakin meningkat. Hal itu hanya dapat diwujudkan apabila setiap lingkungan belajar tersebut dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya.
           
1.4.    Lingkungan Belajar dalam Alkitab
Lingkungan belajar adalah semua keadaan yang berasal dari luar diri mahasiswa tersebut yang mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, dan perkembangan serta cara belajar mahasiswa tersebut. Lingkungan belajar sudah ada di dalam Alkitab baik didalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Menurut Enklaar dan Homrighausen (2007:1-3)
Berawal dari pendidikan Yahudi yang dimulai dari pemanggilan Abraham menjadi nenek moyang kaum Israel sebagai umat pilihan Allah. Nenek moyang kaum Israel ialah Abraham, Ishak, dan Yakub yang menjadi guru bagi seluruh keluarganya. Sebagai bapak-bapak dari bangsa-bangsanya, mereka bukannya saja menjadi imam yang merupakan pengantara antara Tuhan dengan umatNya, tetapi juga menjadi guru yang mengajarkan tentang perbuatan-perbuatan Tuhan yang mulia itu dengan segala janji Tuhan yang membawa berkat kepada Israel turun temurun. Tuhan telah memilih dan memanggil Abraham dari jauh untuk melayani kehendakNya yang agung itu guna keselamatan seluruh umat manusia. Bimbingan dan maksud Tuhan itu perlu di jelaskan kepada segala anak-cucunya.
Ishak meneruskan pengajaran yang penting itu dan kemudian anaknya Yakub pula menanamkan segala perkara ini kedalam batin anak-anaknya. Yusuf menyimpan pelajaran-pelajaran itu di dalam hatinya kemana saja ia pergi, biar dalam pengasingan sekalipun, sehingga pengetahuan akan janji-janji Tuhan itu tetap terpelihara oleh bangsa Israel.

Selanjutnya  Packer, Tenney dan White (2001:935) juga menjelaskan kembali bahwa:
Pada hakekatnya, seorang ayah Israel bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya; tetapi para ibu juga memainkan peranannya yang amat penting, terutama sampai seorang anak, mencapai umur lima tahun. Selama tahun-tahun pertumbuhan itu, sang ibu seharusnya membentuk masa depan anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan. Ketika anak laki-laki menjadi cukup besar untuk bekerja dengan ayahnya, maka ayah itu menjadi guru utama, meskipun sang ibu terus mengambil bagian dalam tanggung jawab mengajar itu (bdg. Ams. 1:8-9; 6:20). Sang ibu memikul tanggung jawab utama untuk anak-anak perempuannya, serta mengajarkan berbagai keterampilan yang akan mereka butuhkan agar pada waktunya mereka dapat menjadi istri dan ibu yang baik.
Apabila seorang yang lain, yang bukan ayahnya, harus mengambil tanggung jawab untuk mengajar seorang anak laki-laki, maka orang itu dianggap sebagai “ayah”-nya. Pada generasi-generasi kemudian, seorang yang secara khusus diberi tugas untuk mengajar, disebut “bapak”, dan ia menyapa murid-muridnya sebagai “anak-anakku.

Perhatian utama orang-tua Yahudi ialah agar anak-anak mereka menjadi mengenal Allah yang hidup. Dalam bahasa Ibrani, kata kerja “mengenal” adalah “ ודַ֖עַת” (weda’at) berarti terlibat secara akrab dengan seseorang. Alkitab menandaskan bahwa rasa hormat atau takut akan Tuhan adalah “permulaan hikmat ... dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian” (Ams 9:10). Orang tua yang saleh membantu anak-anak mereka untuk mengembangkan pengenalan semacam ini tentang Allah.
Dari beberapa teori yang telah dijelaskan tersebut jelas bahwa lingkungan yang digunakan Allah berawal dari keluarga, yakni dimulai dari Abraham, Ishak, dan Yakub  yang menjadi guru bagi keluarga-keluarganya yang mengajarkan tentang perbuatan-perbuatan Tuhan yang mulia dengan segala janji Tuhan yang membawa berkat kepada Israel turun-temurun. Abraham mengajarkan tentang perbuatan-perbuatan Tuhan dan segala janji Tuhan kepada Ishak. Konteksnya Abraham posisinya sebagai ayah dari Ishak sekaligus sebagai guru bagi Ishak. Ishak belajar firman Tuhan dari Abraham. Dengan demikian jelas bahwa lingkungan belajar yang pertama dan yang utama untuk anak boleh belajar pengetahuan dan keterampilan serta pengenalan akan Allah adalah keluarga terkhusus orang tua mereka sendiri.
Sejalan dengan itu Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II (2004:373) menjelaskan bahwa:
Dengan didirikannya tempat suci lokal dan Bait Allah, maka para anak muda pasti diajar oleh para nabi dengan menggunakan sarana-sarana (1 Sam 10:11-13; 2 Raj 4:1). Diantara mata pelajaran lainnya, diajarkan juga  membaca dan menulis (Hak 8:14; Yes 10:19). Abjad dipelajari dengan cara pengulangan (Yes 28:10). Namun kebanyakan pelajaran diberikan secara lisan dengan tanya jawab”.Bait Suci adalah tempat kudus yang menjadi  pusat tempat beribadah dan tempat agama Yahudi belajar bagaimana menafsirkan hukum Taurat.

Setelah Bait Suci hancur muncullah Sinagoge. Sinagoga berasal dari bahasa Yunani, yang artinya tempat berkumpulnya orang Yahudi. PL tidak memberikan keterangan yang pasti mengenai asal mula Sinagoge. Demikian  juga sumber-sumber di luar Alkitab, sebab dalam Kitab Apokrifa tak ada singgungan tentang sinagoge. Bahkan Kitab-kitab Apokrifa sama sekali tidak menyebut pembakaran sinagoge-sinagoge Palestina selama penganiayaan Antiokhus Epifanes pada abad 2 SM (walaupun singgungan ini mungkin terlihat dalam Mzm 74:8). Abineno (2011:3) menguraikan juga bahwa: “Rumah-rumah ibadat (sinagoge-sinagoge) yang dimaksudkan adalah sebagai rumah pengajaran, bagi seluruh rakyat untuk mengajar (membimbing) mereka dalam pengetahuan dan ajaran torah”.
Antone (2010: 17) mengemukakan bahwa:
Pendidikan Agama yang terjadi pada zaman Alkitab memiliki tiga periode utama. Tiga periode utama tersebut adalah:
1.      Periode sebelum pembuangan (pre-exilic)
2.      Periode sesudah pembuangan (post-exilic) dari masa Perjanjian Lama
3.      Periode Perjanjian Baru.


Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa lingkungan yang digunakan Allah adalah berawal dari keluarga, dengan berdirinya Bait Suci  pendidikan dilanjutkan di Bait Suci. Setelah  itu digantikan dengan Sinagoge. Periode sebelum pembuangan ke Babel, ibadah keagamaan berpusat di Bait Suci Yerusalem. Selama pembuangan, tatkala peribadatan di Yerusalem tidak mungkin dilakukan, maka timbullah sinagoge sebagai tempat untuk pengajaran Kitab Suci dan doa. Sinagoge  muncul setelah periode sesudah pembuangan Babel. Bagi Israel sinagoge merupakan tempat yang kudus dalam ukuran mini pengganti Bait Suci yang telah hilang. Tujuannya didirikan sinagoge yakni ibadah, pendidikan dan pemerintahan atas kehidupan umum masyarakat.
Kemudian dalam Perjanjian Baru dijelaskankan mengenai salah satu khotbah terkenal Tuhan Yesus adalah Khotbah di Bukit (Mat 5-7).  Kristianto (2008:16) menjelaskan: “Khotbah di Bukit adalah suatu khotbah yang luar biasa tentang bagaimana seorang murid Kristus menjalani hidup di dunia ini, tentang arti Taurat yang sebenarnya yang banyak diselewengkan oleh para pemimpin agama orang Yahudi.”
Menurut Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 (2003:71) menegaskan bahwa:
Bukit ini tidak diketahui tempatnya; kata itu tidak berarti puncak, tapi tempat terasing di mana Yesus dapat terhindar dari orang banyak dan dapat bersama-sama dengan murid-muridNya. Matius tidak secara jelas membandingkan dengan Musa yang memberikan hukum Taurat di Bukit. Ia duduk sebagaimana kebiasaan guru-guru dalam rumah-rumah ibadat.

Selanjutnya  Prince (2011:11) menjelaskan bahwa:
Istilah “Khotbah di Bukit”  dalam Matius pasal 5 sampai dengan 7 tidak di pakai oleh penulis-penulis Perjanjian Baru. Matisu berkata: “Yesus pun mulai berbicara  dan mengajar” (Matius 5:2). Oleh karena itu, kiranya lebih tepat apabila “Khotbah di Bukit” diganti dengan “Pengajaran di Bukit.” Betapa Yesus mengutamakan pengajaran dapat dilihat dari kegembiraan dan ketekunanNya pada waktu mengajar. Ia juga mengajar dimana-mana: di Bait Allah, di rumah ibadat, di gunung, di tepi laut, di tepi jalan, di samping perigi, di pertemuan-pertemuan, di dalam rumah dan secara perseorangan. Matius berkata: “Yesus pun bekeliling  diseluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah ibadat dan memberitakan injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan antara bangsa itu” (Matius 4:23).

Berdasarkan penguraian di atas jelas bahwa Tuhan Yesus mengunakan tempat di Bukit untuk menyampaikan khotbahnya, yang dimana khotbahnya tersebut mengandung unsur pengajaran akan Injil Kerajaan Allah. Lingkungan yang digunakan Yesus untuk mengajar murid-muridNya adalah di atas Bukit. Bentuk pengajaranNya adalah berkhotbah, sehingga dari Khotbah yang diberitakan Tuhan Yesus, murid-muridNya dapat belajar akan injil Kerajaan Allah. Jelas bahwa terjadi proses belajar mengajar di atas Bukit tersebut. bukan itu saja Yesus juga mengajar  dimana-mana, artinya banyak tempat atau lingkungan yang digunakan Yesus untuk melakukan proses belajar mengajar mengenai Injil Kerajaan Allah seperti yang dikatakan di dalam bukunya Prince.
 Kemudian di dalam  Injil Yohanes 1:38-39 mengatakan bahwa:

Tetapi Yesus menoleh kebelakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya Guru), dimanakah Engkau tinggal?” Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya”. Merekapun datang dan melihat dimana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.

Injil Yohanes ini menempatkan cerita perjumpaan Yesus dengan murud-murid-Nya yang pertama dalam konteks kesaksian yang diberikan oleh Yohanes pembabtis. Cerita tentang perjumpaan antara Yesus dengan murid-murid-Nya adalah cerita tentang dua orang yang sebelumnya telah mengikut Yohanes Pembabtis. Mereka berdua dibangkitkan rasa ingin tahu oleh kesaksian ‘pahlawan mereka’ (Yohanes Pembabtis) tentang Yesus. Lalu mereka berdua pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh kebelakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia  lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya Guru), dimanakan Engkau tinggal?”. Rabi adalah suatu bentuk sebutan yang cukup unik dalam tulisan naratif  Yohanes pasal yang pertama ini. Padahal  selaku seorang Rabi, keahlian Yesus dalam membentangkan makna  Kitab Suci, belum disebutkan oleh pengarang injil keempat. Namun demikian  Yesus berkata mereka berdua: “Marilah dan kamu akan melihatnya”. Merekapun datang dan melihat dimana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat . Demikianlah hal-hal tersebut terjadi pada tingkat naratif, kenyataan sehari-hari dimana murid-murid Yesus menjalani kehidupannya.
Dengan demikian jelas bahwa murid-murid mencari, menemukan dan tinggal bersama-sama dengan Yesus untuk belajar firman Allah serta pengenalan akan Allah, yang dimana Yesus adalah seorang Guru yang mampu membentangkan makna Kitab Suci. Prince (2011:9) yang mengatakan bahwa: Yesus sungguh paham akan Firman Allah. Ia memakai firman Allah untuk mengahadapi pencobaan-pencobaan iblis”. Jadi lingkungan belajar  dalam kitab.
Yohanes terletak/ terdapat saat kita tinggal bersama-sama dengan Yesus. Artinya bahwa lingkungan belajar bukan saja hanya sekedar tempat saja, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya yakni, keluarga, Bait Suci, setelah itu Sinagoge, dan di Bukit serta tempat-tempat lainnya, tetapi juga ketika kita mau tinggal dan diam bersama-sama dengan Yesus maka itu juga disebut dengan lingkungan belajar sesuai dengan injil Yohanes 1: 38-39. Serta manifestasinya adalah mengikut Dia dan tunduk akan perintah-Nya.









2.      Minat Belajar Mahasiswa Semeter V Jurusan PAK
2.1.   Pengertian Mahasiswa Semester V Jurusan PAK
2.1.1.      Pengertian Mahasiswa
Sebelum penggunaan  kata mahasiswa dulunya dalam pengajaran Yesus digunakan kata murid sebagai pengikutnya seperti terdapat pada Mat 28:29) yang berbicara mengenai Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus kepada murid-muridNya:”... jadikan semua bangsa murid-Ku. Studi tentang murid tentu  tidak perlu dipersempit hanya  disekitar soa-soal rumusan teologi dan dogma kekristenan saja, tetapi juga menyangkut dasar spiritualitas. Ada banyak orang yang mempelajari Kitab Suci dan mendalami kehidupan sebagai seorang murid Yesus. Tetapi mereka belum tentu menjadi seorang murid (bnd. Yoh.5:39-40). Sama seperi seorang Kristen yang telah banyak mempelajari buku tentang karismatik Kristen, meskipun sudah tahu banyak mengenai karismatik Kristen, namun ia belum dapat disebut sebagai seorang karismatik Kristen selama hal itu  hanya tersimpan dibenaknya saja dan belum menjadi pengalaman hidupnya sendiri. Demikian juga mereka yang mempelajari Kitab Suci, meskipun mereka sudah tahu banyak mengenai kehidupan seorang murid, namun mereka belum dapat disebut seorang murid, karena belum mengalami sendiri kehidupan sebagai murid. Alasan bagi seseorang menjadi murid  Yesus adalah seseorang yang dipanggil oleh Dia dan percaya di dalam Dia. Murid-murid Yesus sendiri biasa adalah pendengar yang memberikan pertanyaan senderhana bila mereka sendiri tidak mengerti hal-hal yang Yesus katakan. Bagaimana tentang keputusan, bukanlah sekedar sumbangan intelektualitas tetapi penerimaan firman Yesus dengan kehendak dan implementasinya (Mat 7:24).
Pernyataan daam injil sinoptik di dukung oleh injil Yohanes. Dala satu uaraian perkataan yang ada di dalam bentuk dan isi tipe kepenulisan injil Injil Yohanes, sikap uatama murid-murid digambarkan dalam analogi Injil Sinoptik adalah tentang ketaatan (bnd. Yoh 8:31; 15:1 dyb). Dengan jelas tampak bahwa dengan sadar ketaatan itu ditemukan dalam pemanggilan Yesus (15:16) terhadap orang-orang percaya untuk tinggal dan melakukan di dalam Firman Yesus (8:31).
Kata murid dan siapa itu murid di dalam Kitab Suci telah dijelaskan di atas. Setelah kata murid, penulis membahas tentang mahasiswa, kerena yang menjadi sampel penelitian penulis adalah mahasiswa. Menurut Sudarman(2004: 32) masih mengemukakan hal yang sama tentang mahasiswa: “Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar  dan belajar  pada suatu perguruan tinggi”.Sejalan dengan itu Salam (2004:69) juga menjelaskan bahwa :“Mahasiswa adalah kelompok manusia penganalisis yang bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan penalaran individual”.  Maka dari pengertian di atas, penulis dapat memahami bahwa mahasiswa adalah sekelompok manusia yang telah terdaftar dan belajar dalam sebuah perguruan tinggi yakni peserta didik yang sudah mampu menggunakan akal pikiran secara aktif,  cermat dan penuh perhatian untuk dapat memahami suatu ilmu pengetahuan untuk menganalisis serta bertanggung jawab dalam mengembangkan kemampuan individual.

2.1.2.      Pengertian Jurusan PAK
Menurut kbbi.web.id : “Jurusan adalah bagian dari suatu fakultas atau sekolah tinggi yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengembangkan suatu bidang studi.”
Sedangkan yang menjadi pengertian PAK menurut Homrighaussen dan Enklaar (2007:1) adalah: “Pendidikan Agama Kristen itu dimulai dengan terpanggilnya Abraham menjadi nenek moyang pilihan Tuhan. Bahkan pendidikan agama kristen berpokok kepada Allah sendiri karena Allah yang menjadi pendidik Agung bagi UmantNya”. Menurut Horace Bushnell dikutip oleh Bolke (2003:470) menyatakan: “PAK adalah pelayanan dari pihak orang tua Kristen dan gereja yang secara khusus melibatkan kaum muda dengan cara yang wajar dalam pengenalan keluarga dan kehidupan jemaat tanpa mengharuskan kaum muda itu lebih muda mengalami pertobatan yang hebat pada umur tertentu. Sejalan dengan itu Campbell Wyckoff (1957) yang dikutip oleh Kristianto (2006:4) menjelaskan bahwa: “PAK adalah pendidikan yang menyadarkan setiap orang akan Allah dan kasihNya dalam Yesus Kristus, agar mereka mengetahui diri mereka yang sebenarnya, keadaannya, bertumbuh sebagai anak Allah dalam persekutuan Kristen, memenuhi panggilan bersama sebagai murid  Yesus di dunia dan tetap percaya pada pengharapan Kristen.”
Maka dari pengertian di atas, penulis dapat memahami bahwa mahasiswa semester v jurusan PAK adalah sekelompok manusia yang telah terdaftar dan belajar dalam sebuah perguruan tinggi yakni peserta didik yang sudah mampu menggunakan akal pikiran secara aktif,  cermat dalam mendengar dan penuh perhatian,  dapat memahami suatu ilmu pengetahuan untuk menganalisis serta bertanggung jawab dalam mengelola dan  mengembangkan kemampuan individual pada suatu bidang studi  yang berfokus pada inisiatif Allah dan pada pekerjaan Roh-Nya yang kudus yang bertujuan  membimbing seseorang kepada pengetahuan dan pengertian akan pernyataan illahi itu, dan kepada penerimaan yang sungguh-sungguh akan Kristus sebagai Guru, Tuhan dan Juruslamatnya sendiri. Artinya seseorang yang dipanggil oleh Dia dan percaya di dalam Dia.
Adapun Hak dan kewajiban mahasiswa jurusan PAK yang terdapat dalam Buku Pedoman STAKPN (2013:82) adalah sebagai berikut:
1.      Hak mahasiswa jurusan PAK
a.       Meperoleh pelayanan akademik sesuai dengan bidang yang ditekuninya, minta, bakat, kegemaran dan kemampuannya.
b.      Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk menuntut  dan mengkaji ilmu, seni sesuai dengan norma dan susila  yang berlaku dalam lingkungan akademik.


c.       Memamfaatkan segala fasilitas/sarana yang tersedia sesuai dengan tata cara dan ketentuan yang berlaku.
d.      Mengikuti semua kegiatan akademis, non akademis yang diprogramkan serta kegiatan organisasi mahasiswa STAKPN Tarutung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e.       Berhak mengeluarkan pikiran, pendapat, kritik yang konstruktif baik lisan maupun tulisan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2.       Kewajiban Mahasiswa Jurusan PAK
a.       Mengikuti kebaktian /ibadah di kampus sebagaimana dijadwalkan.
b.      Mengikuti pemeriksaan kesehatan secara berkala yang dijadwalkan/ ditetapkan oleh lembaga STAKPN Tarutung.
c.       Melakukan kode etik akademik sebagaimana diatur dalam status atau ketentuan lain.
d.      Menjujung tinggi nama baik civitas akademika di luar maupun di dalam kampus.
e.       Memelihara ketentraman, kesopanan, kebersihan, dan ketertiban terutama dilingkungan kampus.
f.       Menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku menurut ketentuan STAKPN.
g.      Tidak melakukan dan tidak melibatkan diri dalam segala bentuk perjudian dan pertaruhan, mabuk-mabukan, narkotika, merokok dilokasi kampus, pelanggaran kesusilaan, pencurian pemerasan, perusakan serta segala bentuk kejahatan lainnya yang tercantum dalam perundang-undangan .
h.      Tidak melakukan atau tidak melibatkan diri dalam kegiatan ekstra universiter, politik, dan kegiatan massa lainnya di dalam kampus selain bersifat kurukuler, co-kurikuler yang diijinkan oleh STAKPN atau pemerintah.
i.        Harus dapat menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), Kartu Rencana Studi (KRS) dan Kartu Hasil Studi (KHS), Bukti Pembayaran Uang Kuliah, tahun akademik yang sedang berjalan di lingkungan STAKPN, apabila diminta oleh aparat STAKPN dan prodi yang berwewenang untuk itu.
j.        Melaksanakan atas nama sendiri kegiatan yang telah ditentukan untuk dan atas nama sendiri hadir di riuang/lokasi yang telah ditentukan selambat-lambatnya 15 menit sebelum kegiatan dimulai.
k.      Mematuhi dan melaksanakan setiap pedoman, petunjuk, instruksi, dan peraturan dari setiap kegiatan yang ditentukan.
l.        Melaksanakan peraturan pemerintah tentang perguruan tinggi.

Dengan demikian setiap mahasiswa terkhusunya jurusan PAK, memiliki hak dan kewajibannya di kampus STAKPN. Mahasiswa semester v  jurusan PAK tersebut bebas memperoleh hak-haknya yang sudah ditetapkan oleh kampus STAKPN Tarutung serta wajib melakukan setiap kewajibannya selama mahasiswa tersebut menikmati pendidikan di STAKPN Tarutung.

2.2. Pengertian Minat Belajar
Minat merupakan salah satu aspek psikis yang dapat mendorong manusia mencapai tujuan. Menurut Slameto (2010:180) menjelaskan bahwa:
Suatu minat dapat diekpresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan  perhatian yang lebih besar terhadap subyek tertentu.

Minat dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Slameto (2010:57) kembali menegaskan hal demikian : “Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar”.. Selanjutnya Hamalik (2013:36) mengemukakan bahwa: “ Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”. Sejalan dengan pendapat di atas Uno (2012:22) menjelaskan bahwa: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”
Belajar adalah kegiatan manusia yang sangat penting dan harus dilakukan selama hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup dan memperteguh kelakuan melalui pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yakni berasal dalam diri orang yang belajar dan pula dari luar dirinya. Sebagaimana Dalyono (2005:55-60) mengemukakan bahwa faktor-faktor  yang mempengaruhi belajar adalah :


1.      Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri mahasiswa)
1.1  Kesehatan
1.2  Intelegensi dan Bakat
1.3  Minat dan Motivasi
1.4  Cara Belajar
2.      Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri mahasiswa)
5.1  Keluarga
5.2  Sekolah
5.3  Masyarakat
5.4  Lingkungan Sekitar
Dengan demikian antara minat dengan belajar sangatlah saling membutuhkan, satu sama lainnya saling berpengaruh hal ini juga ditegaskan oleh Khairani (2013:142) yang mengatakan bahwa: “Minat besar pengaruhnya terhadap aktifitas belajar”. Berikut ini akan penulis uraikan  pengertian minat belajar berdasarkan pendapat para ahli :
Menurut Slameto (2010:180):
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan atas sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan segala sesuatu yang diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat.

Kemudian Hilgard dikutip Slameto (2010:57), Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”. Artinya minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.
            Kemudian Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa (2011:129-130), menjelaskan bahwa: “Minat merupakan pendorong ke arah keberhasilan seseorang”. Selanjutnya Hardjana (1994) yang dikutip oleh Khairani (2013:142) menjelaskan bahwa: “Minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman”. Lebih lanjut lagi Khairani (2013:142) menegaskan bahwa : “Minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang peserta didik dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan pencapaian pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di Sekolah”.
Dengan didasari oleh pengertian di atas dan dihubungkan serta dipahami dengan minat belajar mahasiswa bahwa minat belajar mahasiswa semester v jurusan PAK adalah keterlibatan sepenuhnya seorang mahasiswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian serta memiliki minat belajar untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan serta pencampaian pemahaman akan pernyataan Allah kepada penerimaan yang sungguh-sungguh akan Kristus sebagai Guru, Tuhan dan Juruslamatnya sendiri melalui usaha, pengajaran atau pengalaman disertai rasa suka, senang dan ketertarikan untuk belajar tentang Pendidikan Agama Kristen yang dituntutnya di lembaga pendidikan yakni di STAKPN Tarutung.

2.3.Fungsi Minat Belajar
Tak bisa dibantah bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Secara garis besar Khairani (2013:146) menjelaskan bahwa :
Peranan dan fungsi penting minat dengan pelaksanaan belajar antara lain ialah:
1.      Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang. Perhatian serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa pemaksaan tenaga kemampuan seseorang memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran terhadap sesuatu pelajaran. Jadi tanpa  minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan.
2.      Minat mencegah gangguan perhatian di luar
Minat belajar mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar misalnya orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, itu disebabkan karena minat belajarnya kecil.
3.      Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
Daya mengingat bahan pelajaran hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat terhadap pelajarannya. Misalnya, jika kita membaca suatu bacaan dan didukung oleh minat yang kuat maka kita pasti akan bisa mengingatnya dengan baik walaupun  hanya dibaca atau disimak  sekali. Sebaliknya suatu bahan bacaan yang berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat.
4.      Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri
Segala sesuatu yang membosankan, sepele dan terus-menerus  berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian bahwa kebosanan  melakukan sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang daripada bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan hanya menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.

Sejalan dengan hal di atas Gie (1998) yang dikutip oleh Khairani (2013:143) menegaskan juga tentang arti pentingnya minat dalam kaitanya dengan pelaksanaan belajar yakni:
1.      Minat melahirkan perhatian yang serta merta.
2.      Minat memudahnya terciptanya konsentrasi.
3.      Minat mencegah gangguan dari luar.
4.      Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
5.      Minat memperkecil kebosanan belajar yang ada di dalam diri sendiri.

Dari uaraian di atas jelas bahwa minat merupakan salah satu faktor penunjang untuk  meraih sukses dalam belajar. Untuk meraih kesuksesan dalam belajar tentu terlebih dahulu seseorang harus meminati yang namanya belajar, karena dari belajar seseorang dapat menambah wawasan dan pengetahuan lebih luas lagi. Jika seseorang tidak memiliki minat belajar maka rasa malas akan belajar akan timbul serta mengakibatkan terhambatnya keberhasilan dalam meraih kesuksesan yang ingin  dicapai.  Minat sangat berfungsi di dalam proses pembelajaran yakni melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama.

2.4.  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Menurut Khairani (2013:148) faktor yang mempengaruhi minat belajar adalah
1.      Faktor kebutuhan dari dalam.
Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmaniah dengan kejiwaan (psikologis).
2.      Faktor motif sosial
Yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan ia berada.
3.       Faktor emosional.
Faktor emosional merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan/objek tertentu.
Sejalan dengan itu Crow and Crow (1973) yang dikutip juga oleh Khairani (2013:139-140) juga menegaskan bahwa :
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar adalah sebagai berikut:
1.      The factor inner urge
Rangsangan yang datang dari lingkungan  atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap  belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat  ingin tahu terhadap  ilmu pengetahuan.
2.      The factor of social motive
Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial, misalnya seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula.

3.      Emosianal factor
Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek, misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertetu dapat pula membangkitkan perasaan senang  dan dapat menambah semangat  atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang. 
Banyak hal yang mempengaruhi minat belajar mahasiswa, baik itu kebutuhan  dari dalam diri mahasiswa itu sendiri dan juga faktor dari luar yaitu faktor motif sosial serta faktor emosional yang berhubungan dengan perasaan.
2.5. Ciri-ciri Minat Belajar
Suatu minat belajar dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan  bahwa mahasiswa tersebut lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya , dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Mahasiswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian  yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Loekmono (1994) yang dikutip oleh Khairani (2013:146) mengemukakan ciri-ciri peserta didik yang memiliki minat belajar:
1.      Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam suatu mata pelajaran.
2.      Suatu dorongan batin  untuk memuaskan rasa ingin tahu  dalam satu atau lain bidang studi.
3.      Hasrat siswa untuk meningkatkan  pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
4.      Hasrat siswa untuk  menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman.
5.      Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.
Menurut http://www.informasiku.com/2010/12/minat-belajar-untuk-meningkatkan.html.  Diakses tanggal 20 juni 2014, bahwa siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus.
2.      Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3.      Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasaan pada sesuatu yang diminati.
4.      Ketertarikan pada sesuatu aktifitas yang diminati.
5.      Lebih menyukai ssesuatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.
6.      Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktifitas dan kegiatan.

Berdasarkan uraian di atas yang telah dijabarkan mengenai ciri-ciri mahasiswa yang memiliki minat dalam belajar yakni, memiliki hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik, memuaskan rasa ingin tahu, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, adanya rasa senang, ada rasa ketertarikan, serta mempunyai gambaran diri dimasa yang akan datang. Hal ini terlihat ketika mahasiswa semester v jurusan PAK tersebut tidak hanya tinggal diam menerima apa yang disampaikan oleh dosen pada saat pembelajaran. Dapat juga dilihat ketika mahasiswa tersebut aktif dan ikut berperan serta memberikan pandangannya sendiri mengenai materi pelajaran yang dibahas di dalam ruangan, tugas rumah,  dan bahkan didalam lingkungan sosial sekalipun, jika seorang mahasiswa semester v jurusan PAK dapat memberikan sebuah hal-hal baru maupun perubahan dapat dikatakan mahasiswa tersebut memiliki minat untuk belajar. Dengan demikian kita dapat melihat mahasiswa/i yang memiliki minat dalam belajar dan yang tidak memiliki minat dalam belajar, dengan memperhatikan ciri-ciri yang telah diuraikan di atas tersebut.
3.      Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Semester V Jurusan PAK
Menurut Slameto (2010:72) bahwa “Perlu mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak sehingga dapat belajar sebaik-baiknya”. Lebih lanjut Khairani (2013:139) juga mengaskan bahwa: “Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat”
Munandar (1999:145) juga menegaskan bahwa: “Peserta didik cenderung menjadi belajar seumur hidup dalam lingkungan yang mengahargai belajar, dan mengajar peserta didik bagaimana menggunakan , bahan, sumber, waktu dan bakat mereka sendiri untuk menjajaki bidang-bidang minatnya”. Amsal 13:20 juga mengatakan: “ siapa yang bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa yang berteman  dengan orang bebal menjadi malang”.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa Lingkungan belajar sangat mempempengaruhi minat belajar mahasiswa. Untuk itu perlu menciptakan lingkungan belajar yang meyenangkan yang memungkinkan seseorang individu merasa bebas untuk belajar  dan dapat belajar dengan caranya sendiri. Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif dan religius, maka minat belajar mahasiswa semester v jurusan PAK tersebut akan meningkat. Sehingga akan mempengaruhi keberhasilannya dalam belajar. Keberhasilan belajar yang dimaksudkan ialah  mampu menyelesaikan perkuliahannya tepat pada waktunya sesuai dengan standar waktu yang telah ditentukan oleh Lembaga Pendidikan STAKPN Tarutung serta mampu menjadi Guru Pendidikan Agama Kristen yang Profesional, beriman, bermoral dan memiliki Spiritual yang tangguh dalam menjawab tantangan zaman melalui tridarma perguruan tinggi  yang patut diteladani bagi siswa-siswinya kelak nanti sesuai dengan Visi dan Misi STAKPN Tarutung.

B.     Kerangka Konseptual
Lingkungan  belajar bukan hanya terbatas pada lingkungan teman-teman bermain, keluarga tetapi semua keadaan yang berada diluar diri mahasiswa yang menitik beratkan kepada usaha kerja sama orang tua dalam usaha menanggulangi masalah kesulitan belajar atau kurang minat belajar peserta didik.
Minat belajar mahasiswa semester v jurusan PAK adalah keterlibatan sepenuhnya seorang mahasiswa  dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan serta pencampaian pemahaman akan pernyataan Allah kepada penerimaan yang sungguh-sungguh akan Kristus sebagai Guru, Tuhan dan Juruslamatnya sendiri melalui usaha, pengajaran atau pengalaman disertai rasa suka, senang, keinginan yang tinggi dan ketertarikan untuk belajar Pendidikan Agama Kristen yang dituntutnya di lembaga pendidikan yakni di STAKPN Tarutung.
Lingkungan yang menyenangkan, sesuai dengan yang diinginkan, sangat membantu meningkatkan minat belajar, dengan meningkatnya minat belajar seorang individu maka akan mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar. Lingkungan yang menyenangkan tidak hanya berkaitan dengan tempat tinggal karena manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain, lingkungan yang baik dan kondusif akan sangat mendukung dan membantu keberhasilan dalam belajar.  Jadi perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh positif terhadap anak sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian lingkungan yang kondusif sangat mempengaruhi tinggi rendahnya minat belajar seseorang. Sehingga dengan adanya minat belajar yang tinggi maka akan mempengaruhi intelektualnya. Bukan saja intelektualnya saja yang akan dipengaruhi, tetapi spiritualnya juga akan dipengaruhi. Sebab seseorang yang memiliki minat dalam belajar akan senang mempelajari dan menekuni bidang sesuai dengan jurusan yang digelutinya.
C.    Hipotesa Penelitian
Hipotesa penelitian adalah merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian. Oleh karena itu Hipotesa adalah jawaban yang mungkin benar atau salah. Ia akan ditolak  jika faktanya disangkal, dan hipotesa akan diterima jika faktanya membuktikan kebenarannya.
Sumadi (2008:21) mengatakan bahwa hipotesa penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesa merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Maka yang menjadi hipotesa dalam penelitian ini adalah: “ Ada pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan belajar terhadap minat belajar mahasiswa semester v jurusan PAK di STAKPN Tarutung Tahun 2014”.
.


 





BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Lokasi Dan Waktu Penelitian
38
Lokasi penelitian adalah Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara. Lokasi ini terletak di Jln.Raya Tarutung Siborong-Borong Km.11 Silangkitang, Tapanuli Utara. Lokasi ini menjadi lokasi penelitian karena penulis termasuk salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung dan penulis melihat bahwa mahasiswa terkhususnya jurusan PAK, masih kurang memiliki minat dalam belajar. Awalnya mahasiswa tersebut masih melakukan sebagian besar tanggung jawabnya, masih mengikuti perkuliahannya dengan baik. Tetapi ditengah perjalanan proses perkuliahannya mahasiswa/i mengalami penurunan hasil belajar yang dapat disebabkan salah satu faktor belajar yakni minat. Kurangnya minat belajar mahasiswa/i bahkan hilangnya minat belajar dapat menyebabkan kemerosotan dalam diri mahasiswa/i baik secara intelektual maupun spiritual. Tentu lingkungan belajar dimana mahasiswa/i berdomisili sangat mempengaruhi proses belajar mengajar khususnya dalam peningkatan minat belajar mereka. Tampak kenyataan saat ini,  kita melihat dan mendengar bahwa mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung dalam identitasnya tidak dapat menunjukkan dimensi intelektual dan spiritualnya dalam kehidupan sehari-hari dan juga sikap dan tingkah lakunya tidak sesuai dengan harapan masyarakat, bangsa serta Negara. Hal ini tentu disebabkan oleh hilangnya minat belajar yang memperburuk pencapaian hasil akhir bagi mahasiswa tersebut.
397
Dengan demikian, dapat memudahkan penulis untuk pengumpulan data yang akurat serta menghemat dana waktu penelitian. Penelitian ini  direncanakan pada bulan Agustus sampai September 2014.

B.     Poplasi dan Sampel
1.      Populasi
Sugyono (2010 :80) mengatakan : “Populasi merupakan keseluruhan subjek yang diteliti yang dapat dijadikan sebagai sumber data bagi seorang peneliti”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester v jurusan PAK di Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung tahun 2014.








Tabel 3.1
Daftar Populasi
Jumlah Populasi Mahasiswa Semester V Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK)
Dalam Penelitian Tahun Akademik 2013/2014


NO
SEMESTER
GROUP
POPULASI
1

V
A
40
B
40
C
40
D
39
JUMLAH
159

Sumber data: Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan tahun 2014

2.      Sampel Penelitian
Arikunto (2010 : 174) mengatakan : “Sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya populasi dan selanjutnya, jika jumlah lebih besar dari pada 100, maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%.”
Setelah meneliti keadaan mahasiswa semester v jurusan PAK di Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung Tahun 2014 yang berjumlah 159 orang, maka sampelnya adalah 25% dari 159 orang yakni 25% x 159 orang = 40 Orang




Tabel 3.2
Daftar Sampel
Jumlah Sampel Mahasiswa  Semester V Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK)
Dalam Penelitian Tahun Akademik 2013/2014
NO
Semester
Group
Jumlah Populasi X 25 %
Jumlah Sampel
1
V
A
40 X 25 %
10
B
40 X 25%
     10
C
40 X 25%
10
D
39 X 25%
9,75=10
JUMLAH
159 X 25 %
39,75=40








Sumber data: Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan tahun 2014
C.    Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :
1.      Variabel Bebas (X) yaitu Lingkungan Belajar.
Lingkungan belajar adalah semua keadaan yang berada di luar diri mahasiswa diantaranya ialah lingkungan sosial dan lingkungan personal yang terdiri dari  Keluarga yang merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam kehidupan sianak, artinya lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan yang utama untuk anak boleh belajar pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup, dan keluarga juga yang melatih dan memberi petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan sampai anak menjadi dewasa dan berdiri sendiri, serta mengajarkan tentang pengenalan akan Allah setelah itu sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan. Dan perguruan tinggi STAKPN adalah salah satu lembaga pendidikan yang dimaksud penulis. Artinya sekolah yang dimaksud adalah lingkungan kampus STAKPN Tarutung. Kemudian masyarakat adalah orang-orang yang berada disekitar tempat tinggal atau tempat kost mahasiswa tersebut. keadaan alam sekitar tempat lokasi mahasiswa bertempat tinggal. Serta lingkungan kultural yang mencakup hasil kebuadayaan dan teknologi  yang dapat dijadikan sumber belajar yang berada disekitar mahasiswa bertempat tinggal atau kost Semuanya itu adalah lingkungan yang dihadapi oleh setiap peserta didik atau mahasiswa tersebut.
Lingkungan  belajar terdiri atas empat bagian sekaligus merupakan  indikator lingkungan belajar, yakni:
1.      Keluarga
2.      Sekolah
3.      Masyarakat
4.      Keadaan  alam sekitar
5.      Lingkungan kultural
2.      Variabel Terikat (Y) yaitu : Minat Belajar Mahasiswa Semester V Jurusan PAK.
Minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang mahasiswa semester v jurusan PAK dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan serta pencampaian pemahaman akan pernyataan Allah kepada penerimaan yang sungguh-sungguh akan Kristus sebagai Guru, Tuhan dan Juruslamatnya sendiri melalui usaha, pengajaran atau pengalaman disertai rasa suka, senang dan ketertarikan untuk belajar tentang Pendidikan Agama Kristen yang dituntutnya di lembaga pendidikan yakni di STAKPN Tarutung.
Adapun ciri-ciri peserta didik yang memiliki minat belajar sekaligus menjadi indikator, yakni:
1.    Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam suatu mata pelajaran.
2.    Suatu dorongan batin  untuk memuaskan rasa ingin tahu  dalam satu atau lain bidang studi.
3.    Hasrat siswa untuk meningkatkan  pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
4.    Hasrat siswa untuk  menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman.
5.    Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.

D.    Instrumen Penelitian
1.      Jenis Instrumen
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa angket tertutup dengan alasan : angket lebih mudah digunakan untuk melayani responden lebih efektif, praktis dan efisien karena responden tinggal memilih jawaban yang lebih tersedia tanpa merepotkan. Juga rahasia dapat dijamin sehingga responden dapat memberikan jawaban yang sejujurnya tanpa faktor dari luar.



2.      Kisi-kisi Angket
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket

No.
Variabel
Indikator
No. item
Jumlah
1
Lingkungan belajar (X)
1.    Keluarga
1,2,3,4,
4


2.      Sekolah
5,6,7,8

4
3.      Masyarakat

9,10,11,12
4
4.      Keadaan Alam Sekitar
13,14
2
5.      Lingkungan Kultural
1
1
2
Minat Belajar Mahasiswa Semester V Jurusan PAK
(Y)
1.      Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam suatu mata pelajaran.
16,17,18,19
4




2.      Suatu dorongan batin  untuk memuaskan rasa ingin tahu  dalam satu atau lain bidang studi.

20, 21, 22
3


3.      Hasrat siswa untuk meningkatkan  pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

23, 24, 25, 26
4


4.      Hasrat siswa untuk  menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman.

27, 28, 29
3


5.      Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu
30
1

Jumlah item

30


3.      Skala Nilai
Seluruh item angket yang berjumlah 30 butir bobot alternatif jawaban terdiri dari 4 option yaitu a, b, c, d dengan skala likert yang dikemukakan oleh Sugyono (2010:93) sebagai berikut untuk item positif skala nilainya:
·         Option a (Selalu) diberi bobot 4
·         Option b (Sering) diberi bobot 3
·         Option c (Kadang-kadang) diberi bobot 2
·         Option d (Tidak pernah) diberi bobot 1
Dan untuk item negatif skala nilainya:
·         Option a (Selalu) diberi bobot 1
·         Option b (Sering) diberi bobot 2
·         Option c (Kadang-kadang) diberi bobot 3
·         Option d (Tidak pernah) diberi bobot 4

Dalam angket penelitian ini penulis  menggunakan  pertanyaan positif  dan pertanyaan negatif, yang terdiri dari 29 pertanyaan positif dan 1 pertanyaan negatif.

4.      Uji coba Instrumen
Uji coba Instrumen untuk mendapatkan instrumen atau alat ukur yang sah dan terpercaya sehingga dapat menjaring data yang dibutuhkan. Setiap angket yang akan disebarkan terlebih dahulu diujicobakan kepada 30 orang mahasiswa semester v jurusan PAK diluar sampel. Uji coba ini dilakukan sebelum penulis menyebarkan angket kepada mahasiswa yang terpilih menjadi sampel dan hasil uji coba menujukkan pada variabel X berada diantara 0,371 sampai dengan 0,783 > 0,361, dan pada variabel Y berada diantara 0,375 sampai dengan 0,789 > 0,361 dengan demikian angket dikatakan valid. Nilai reliabilitas Angket pada variabel X dan Y yaitu 0,8897 dan 0,862 nilai ini berada pada indeks korelasi Sangat Kuat dengan demikian angket reliabel.

a.      Uji Validitas
Dalam pengujian Instrumen dilakukan untuk menguji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus kolerasi Product Moment Pearson yang dikemukakan oleh Arikunto (2010 : 160)
 Dimana :
Koefisien korelasi pearson                                                    
N  : Jumlah responden
∑x : Jumlah skor Variabel x
∑y : Jumlah skor Variabel y
∑xy : Jumlah skor perkalian x dan y
b.      Uji Reliabilitas.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Sebelum uji reliabilitas dilakukan perlu dicari terlebih dahulu varians setiap butir itemnya dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
σ : Jumlah varians butir
x : Jumlah skor rata-rata
N : Jumalah responden
Untuk mencari reliabilitas instrumen digunakan rumus Formula Alpha cronbach oleh Arikunto (2010 :239), yaitu :
       
Dimana
             : reliabilitas instrument
k                  : banyanknya butir soal
            : Jumlah varians butir
              : Varians total
 Harga dikonsultasikan dengan cara mengartikan indeks korelasi hitung dengan  interpretasi sederhana yang dibuat oleh Sugiyono (2010 : 184), yaitu :
0.800 – 1,000
Sangat Kuat
0,600 – 0,799
Kuat
0,400 – 0,599
Sedang
0,200 – 0,399
Rendah
0,000 – 0,199
Sangat Rendah

E.     Teknik Pengumpulan Data
       Untuk mendapatkan data-data tentang pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Minat Belajar Mahasiswa Semester V Jurusan PAK, penulis menggunakan kuesioner untuk dibagikan kepada 40 orang responden dengan langkah sebagai berikut :
1.      Responden dikumpulkan dalam satu ruangan pada waktu yang telah disepakati
2.      Angket dibagikan kepada responden dan penulis memberikan penjelasan bagaimana cara menjawab dan menjelaskan maksud dari pernyataan-pernyataan dalam angket.
3.      Setelah angket dijawab responden, penulis mengumpulkannya saat itu juga untuk menjaga objektifitas jawaban.
F.     Teknik Analisa Data
Untuk menguji hipotesa yang telah ditentukan apabila diterima atau ditolak, maka dilakukan pengolahan dan analisa data jawaban responden dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Membuat tabel distribusi jawaban responden berdasarkan alternatif jawaban
2.      Membuat tabel distribusi jawaban responden berdasarkan bobot option.
3.      Melakukan uji persyaratan analisis dengan uji normalitas.
4.      Melakukan uji hipotesa asosiatif (hubungan antar variabel) dengan mencari koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dengan rumus korelasi koefisien product moment (Sugiyono 2010 : 183) :
Dimana :
rxy   = Koefisien korelasi variabel X dengan variabel Y
∑X   = Jumlah skor variabel X
∑Y   = Jumlah skor variabel Y
∑XY = Jumlah skor perkalian XY
N      = Jumlah Responden
5.      Melakukan uji signifikan koefisien korelasi, dihitung dengan uji t dengan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010 : 184) sebagai berikut :
Dimana :
t   = taraf nyata
r   = koefisien regresi
n   = jumlah responden
6.      Melakukan uji koefisien determinasi. Menurut Sugiyono (2011 : 231) koefisien determinasi disebut koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen. Koefisien determinasi besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi .
7.      Uji regresi linier sederhana untuk mengetahui seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dirubah-ubah. Analisis regresi linier sederhana dapat dilakukan dengan rumus yang dikemukakan Sugiyono (2010 : 188) :
                                Ŷ = a + bx
             Dimana
             Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
             a  = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)
       b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel indevenden. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
X  = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Untuk mengetahui konstanta regresi (a) dan koefisen (b) digunakan rumus  yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011 : 262) :
8.      Uji Linearitas Regresi
 Untuk mengetahui nilai  menggunakan rumus yang dikemukan oleh Sugyiono (2011 : 266) yaitu Analisis varians untuk Regresi sederhana sebagai berikut :

Tabel 3.4. Daftar Analisis Varians (ANAVA) Regresi Linier Sederhana
Sumber Variasi
DK
JK
KT
F
Total
N
-           
Regresi (a)
Regresi (b/a)

1
1

/n
/n
Sisa
n-2

Dimana :
JK (T)               = Jumlah kuadrat total
JK (a)                = Jumlah Kuadrat koefisien a
JK (b/a)             = Jumlah Kuadrat regresi (b/a)
JK (s)                = Jumlah kuadrat sisa
              Uji hipotesis dilakukan dengan ketentuan-ketentuan :
                 = jika > dengan α = 0,05 artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel X terhadap Y maka hipotesa diterima.
= jika < dengan α =0,05 artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel X terhadap Y maka hipotesa ditolak.
Dengan ketentuan penerimaan hipotesa sebagai berikut :
=  >  : 0,05 maka hipotesa diterima
=   : 0,05 maka hipotesa ditolak.








ANGKET
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MINAT BELAJAR MAHASISWA SEMESTER V JURUSAN PAK DI STAKPN TARUTUNG TAHUN 2014

I.     Pengantar
Penyebaran Angket ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan data-data yang akan digunakan dalam penelitian untuk penyusunan skripsi. Jawaban yang saudara berikan tidak akan dipublikasikan. Oleh karena itu sangat diharapkan jawaban yang sesungguhnya agar diperoleh data yang sebenarnya.
II.  Petunjuk untuk mengisi angket
1.      Tulis identitas saudara ditempat yang telah disediakan
2.      Bacalah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan baik, kemudian beri tanda (X) salah satu jawaban yang paling sesuai menurut anda
III.   Identitas
Nama Responden             :
Kelas                    :
IV.   Pertanyaan
A.    Lingkungan Belajar (Variabel X)
1.      Ketika saudara mendaftar ke STAKPN Tarutung, apakah orang tua saudara menanyakan tentang pelayanan kampus?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
2.      Apakah orang tua saudara menanyakan tentang perkembangan saudara di kampus?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
3.      Apakah orang tua saudara mengingatkan saudara untuk rajin belajar?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
4.      Apakah orang tua saudara memperlengkapi semua peralatan belajar yang saudara butuhkan untuk keperluan perkuliahan?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
5.      Apakah materi pembelajaran yang disampaikan oleh dosen sesuai dengan silabus yang diberikan?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
6.      Apakah saudara mau bertanya, apabila materi yang disampaikan oleh dosen bidang studi belum saudara pahami atau belum saudara mengerti?
a.       Selalu       b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
7.      Ketika mengikuti perkuliahan di dalam ruangan, apakah ruangan tersebut bersih, nyaman serta suasananya menyenangkan?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
8.      Ketika saudara meminjam buku di perpustakaan milik STAKPN Tarutung untuk pembelajaran, apakah buku yang saudara butuhkan tersebut ada?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
9.      Apakah situasi masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara, memberi dukungan yang positif terhadap kegiatan belajar saudara?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
10.  Mendengar suara berisik, orang berkelahi, ataupun bermain playstation, apakah saudara  terpengaruh, sehingga tidak belajar?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
11.  Dalam bergaul sehari-hari di masyarakat, apakah teman-teman sepermainan saudara bisa membangkitkan minat belajar saudara dengan baik?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
12.  Apakah fasilitas umum yang tersedia di lingkungan masyarakat saudara mampu memenuhi segala kebutuhan belajar saudara ?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
13.  Apakah keadaan alam sekitar tempat saudara tinggal atau kost, memberikan dukungan yang positif terhadap minat belajar saudara?
a.       Selalu       b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
14.  Apakah suara dari kendaraan yang melewati tempat tinggal saudara atau kost saudara, mempengaruhi konsentrasi dalam mengerjakan tugas perkuliahan saudara?
a.       Selalu       b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
15.  Banyak sarana dan prasarana ataupun fasilitas umum yang bisa dimamfaatkan yang tersedia di lingkungan sekitar saudara. Apakah saudara pernah memamfaatkan itu semua untuk keperluan belajar?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah



B.     Minat Belajar Mahasiswa Semester V Jurusan PAK
16.  Ketika saudara mendapatkan nilai yang rendah, apakah saudara terus berusaha untuk mendapatkan nilai-nilai yang lebih bagus lagi?
a.       Selalu                   b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
17.  Apabila saudara menghadapi materi yang sulit dimengerti, apakah saudara terus berusaha untuk mencari penyelesaiannya?
a.        Selalu                  b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
18.  Apakah saudara mempersiapkan materi pembelajaran yang akan saudara ikuti esok harinya?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
19.  Apakah saudara memperhatikan dosen, ketika menjelaskan materi pembelajaran?
a.       Selalu       b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
20.  Apakah saudara senang membaca buku-buku mengenai Pendidikan Agama Kristen, meskipun belum diajarkan di kampus STAKPN Tarutung?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
21.  Apakah saudara senang memecahkan masalah yang berhubungan dengan PAK?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
22.  Ketika saudara menemukan soal yang sulit, apakah saudara berusaha mencari jawabannya sampai tuntas?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
23.  Apakah saudara berkeinginan untuk memperlengkapi buku-buku mengenai PAK untuk menambah wawasan saudara?
b.      Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
24.  Apakah saudara menyelesaikan tugas perkuliahan tanpa bantuan orang lain?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
25.  Apakah saudara berusaha menyelesaikan tugas dengan berdiskusi bila tidak mampu menyelesaikannya sendiri?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
26.  Apakah saudara mengkonsumsi manakan yang bergizi yang mengandung 4 sehat 5 sempurna setiap hari, guna meningkatkan semangat belajar saudara?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
27.  Apakah saudara  menerima pujian dari orang tua ketika saudara mendapat nilai yang bagus?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
28.  Apakah saudara menerima pujian dari dosen, ketika saudara mendapat nilai bagus?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
29.  Apakah saudara menerima pujian dari teman, ketika saudara mendapat nilai bagus?
30.  Apakah saudara memiliki keinginan untuk menjadi guru Agama yang handal dan profesional dalam upaya menanamkan nilai-nilai pendidikan Kristiani, serta memiliki spiritual yang tangguh dalam menghadapi tuntutan zaman saat saudara menjadi guru di sekolah nantinya?
a.       Selalu        b. Sering          c. Kadang-kadang       d. Tidak pernah
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab. 2008. Jakarta : LAI
Abineno, J.L.CH. 2011. Sekitar Katekese Gerejawi:Pedoman Guru. Jakarta: BPK-Gunung Mulia
Ahmadi, H. Abu. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
A.M, Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarata: Raja Grafindo Persada
Antone, Hope.S. 2010. Pendidikan Kristiani Kontekstual. Jakarta: BPK-Gunung Mulia
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Badudu dan Zain. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Buku Pedoman Sekolah Tinggi Agama Kristen Prostestan Negeri (STAKPN) Tarutung Tahun 2013
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Renika Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid II. 2004. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF
Gunarsa, Singgih D, dan Yulia Singgih D Gunarsa. 2012.  Psikologi Untuk  Membimbing. Jakarta:Libri.
Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara
__________. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
__________. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Homrighausen, E.G dan Enklaar, I. H, 2009. Pendidikan Agama Krsiten. Jakarta: BPK-Gunung Mulia
Hutabarat, E.P. 1995. Cara Belajar: Pedoman Praktis Untuk Belajar Secara Efisien dan Efektif. Pegangan Bagi Siapa Saja Yang Belajar Di Perguruan Tinggi. Jakarta: BPK-Gunung Mulia
Hurlock, Elizabeth. B. 2011. Perkembangan Anak:Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press
Ismail, Andar. 2010. Ajarlah Mereka Melakukan. Jakarta:BPK-Gunung Mulia
Irwanto. 2002. Psikologi Umum: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT. Prenhalindo
Khairani, H. Makmun. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Kristianto, Paulus Lilik. 2010. Prinsip Dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Yogyakarta: ANDI
Nainggolan, John .M. 2011. Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Kristiani. Bandung: Bina Media Informasi
M.Price, J. 2011. Yesus Guru Agung. Jakarta: LLB
Packer. J.I, dan dkk. 2001. Ensiklopedi Fakta Alkitab: Bible Almanac. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas
Poerwadarminta, W.J.S. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Sabri, Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar MicroTeaching. Jakarta: Quantum Teaching
Sidjabat, B.S. 2011. Mengajar Secara Profesional. Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Salam, H. Burhanuddin.2004. Cara Belajar Sukses di Perguruan Tinggi. Jakarta: Rineka Cipta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi.  Jakarta: Rineka Cipta
Sudarman, Paryanti. 2004. Belajar Efektif Di Perguruan Tinggi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Sugiyono. 2010.  Metode Penelitian Kuantitif Kualitatif dan R&D.  Bandung: Alfabeta
______. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sumiati, dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima
Sutikno, M.Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rodaskarya
Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. 2003. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih
Tirtarahardja, Umar, dan S.L.La Sulo.2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar.2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.